Malaysian INC

Kamis, 02 Mei 2013

Risalah Huquq: Hak Imam Jamaah

 Masjid adalah rumah Allah di muka bumi, yang menjadi tempat ibadah dan penghambaan kepada Allah swt. Senandung munajat dan shalat dalam suasana ruhani dan nuansa spiritual di dalam masjid bak belaian lembut yang membelai kalbu manusia. Selain itu, masjid juga menjadi tempat perkumpulan umat Islam untuk menjalin komunikasi, hubungan dan memupuk solidaritas di antara mereka. Di zaman Rasul Saw, masjid memiliki fungsi yang bermacam-macam diantaranya menjadi pusat pendidikan umat Islam . Karena itu, Islam menyeru pengikutnya untuk selalu hadir di masjid dan memakmurkan tempat yang suci ini. Banyak orang yang terlibat dalam memakmurkan dan membangun masjid. Diantara mereka yang secara aktif terlibat di dalam masjid adalah imam jamaah yang meramaikan kehidupan masjid dengan berbagai program budaya, ibadah, sosial bahkan politik. Imam adalah orang yang berdiri di depan dalam barisan shaf shalat dan gerakannya diikuti oleh mereka yang menjadi makmun. Dalam Islam, imam jamaah haruslah orang yang memiliki serangkaian sifat mulia yang menjadi contoh bagi orang-orang lain di sekitarnya. Dalam sebuah hadis disebutkan, "Doronglah orang yang paling mulia dan paling baik di antara kalian untuk maju dan ikutilah ia." Dengan kata lain, imam harus mengetahui agama dan komitmen dengan ajaran agama. Dia mesti memainkan peran sebagai panutan yang kata-katanya diikuti dan menarik hati masyarakat. Dengan demikian ia akan mampu melaksanakan tugas memakmurkan masjid dengan berbagai aktivitas keagamaan dan keilmuan. Keberadaan imam di masjid akan membuat rumah suci ini ibarat media komunikasi dan pengetahuan bagi masyarakat akan kondisi dunia Islam dan persatuan di antara kaum muslimin. Dalam kondisi yang genting, masjid bisa menjadi pusat mobilisasi massa untuk melawan ancaman yang mungkin datang dari pihak musuh. Dalam kitab Risalatul Huquq, Imam Ali as-Sajjad as setelah membicarakan hak-hak berbagai kelompok manusia menerangkan hak imam jamaah. Beliau menyeru umat untuk menghormati dan berterima kasih kepadanya, dan berkata, "Adapun hak imam jamaah adalah bahwa hendaknya engkau mengetahui bahwa dia adalah orang yang mewakilimu di hadapan Allah dan berbicara mewakilimu sementara engkau tidak berbicara mewakilinya. Dia berdoa untukmu dan engkau tidak berdoa untuknya….karena itu, jika dalam hal ini dia melakukan kesalahan maka kesalahan itu mutlak kesalahannya bukan kesalahanmu. Jika dia berbuat dosa engkau tidak menanggung dosa itu bersamanya dan dia tidak lebih unggul darimu. Karena itu, engkau harus berterima kasih kepadanya atau tugas berat yang ia pikul ini." Dengan tugas berat inilah imam harus memiliki sejumlah kriteria khusus diantaranya mengenal ajaran Islam, berperangai mulia dalam bergaul dengan orang lain, dan peduli untuk membantu masyarakat menyelesaikan kesulitan yang mereka hadapi. Rasa hormat kepada pandangan jamaah masjid akan menarik hati masyarakat untuk terlibat secara aktif dalam kegiatan masjid. Sementara kesabaran dan kesederhanaan serta menghindari kehidupan mewah akan membantu imam dalam menyukseskan kewajibannya sebagai panutan dan imam di masjid. Sifat-sifat dan kriteria itu selain merupakan sifat yang mulia juga menjadi modal dalam menarik hati orang lain dan membantu misi membimbing masyarakat. Kriteria lain yang mesti dimiliki imam jamaah adalah kesalehan. Yang dimaksud dengan kesalehan ini adalah keterjauhan dari perilaku yang bertolak belakang dengan kesucian dan kemanusiaan. Kesalehan adalah kondisi kejiwaan yang membuat manusia menjauhi dosa dan tidak menistakan hak-hak orang lain. Kesalehan yang dalam bahasa fiqih disebut dengan keadilan ini akan menciptakan keakraban dalam hubungan umat dengan imam. Dari sekian kriteria yang mesti dimiliki oleh imam jamaah, masalah keilmuan dan pengetahuan akan agama Islam menjadi prioritas utama. Keilmuan ini akan membuat masyarakat yang menjadi makmum terbawa kepada nuansa keilmuan dan bisa memuaskan dahaga mereka akan pengetahuan agama. Dengan demikian, masjid akan benar-benar menjadi pusat kegiatan keislaman dan pengetahuan akan agama Ilahi ini. Masjid adalah tempat perkumpulan yang mempertemukan umat Islam dengan latar belakang yang berbeda-beda. Pria, wanita, tua, muda, belia dan remaja, semuanya hadir bersama-sama di dalam masjid. Latar belakang sosial mereka pun berbeda-beda. Namun mereka mengikuti dan menjadi makmum untuk satu orang yang berdiri sebagai imam dalam jamaah shalat. Saat menunaikan ibadah ini secara berjamaan semua orang akan mengikuti gerakan imam dan mengiringinya dalam bertasbih dan memuji keagungan Allah untuk bersama-sama meraih kenikmatan maknawiyah dan spiritual. Para wali Allah memandang imam jamaah sebagai sosok pribadi yang memiliki keutamaan besar di antara umat. Imam Ali Zainul Abidin misalnya, menekankan kepada masyarakat untuk menghormati dan berterima kasih kepada imam jamaah. Dalam sebuah riwayat Imam Jaafar Shadiq as berkata, "Imam jamaah adalah pemimpin yang membimbing kalian dalam perjalanan menuju Allah. Karena itu, perhatikanlah kepada siapa engkau bermakmum."

0 komentar: